Monday, 2 November 2009

Ngopi Dulu Ahhh...

Gara-gara saling komen di sebuah situs komunitas tentang kopi di pagi hari ini, jadi tergelitik untuk menuliskan sesuatu tentang kopi.

Perkenalanku dengan kopi sudah tidak bisa diingat lagi. Dulu, ketika masih kecil, Emak biasa membuat sendiri kopi. Mulai menyangrai sampai dengan mendeplok-nya. Nah, waktu menggoreng kopi ini unik. Yaitu ditaruh di wajan dari tanah (lempung) atau biasa disebut dengan kreweng. Kopi yang disangrai waktu itu, bukan dari kopi murni, tetapi telah dicampur dengan kelapa yang diiris kotak dadu. Dicampur dengan kopi waktu menggorengnya. Selain untuk mengurangi efek kafeinnya, juga untuk membuat gurihnya kopi. Sekarang, kebiasaan mencampur dengan kelapa ini sudah tidak dilakukan. Nyokap lebih suka kopi murni sekarang.

Dulu, kalau minum kopi, biar lebih gaya, minumnya pahit-pahit. Gulanya, gula Jawa yang ditaruh di lepek (saucer). Gula ini akan digigit sebelum minum kopi pahit. Manis dan pahit akan melumer jadi satu di mulut.

Ketika aku besar, dan mendapat kesempatan untuk kesana-kemari dibiayai kantor, perjalanan mencari kopi lokal tetap dilakukan. Sampai, aku disebut sebagai pencadu kopi. Saking parahnya kebiasaan minum kopinya. Sebenarnya, parah sih tidak. Hanya, suka saja mencicipi kopi di sana dan disini. Dan bertukar jenis kopi sama kawan disana dan disini. Yah begitulah.

Hubungan dengan kopi tidak selamanya baik. Kadang, sampai dibuat hampir pingsan, pusing berat, gemeteran sampai dengan diserang pada lambung. Tapi, kok yo tidak kapok-kapok juga minum kopinya. Tetap saja minum kopi kalau pagi. Minum teh hanya dilakukan pada saat tidak "memungkinkan" minum kopi. Misalnya, pada waktu kena serangan maag, atau badan lagi tidak fit. Kalau memungkinkan selalu saja minum kopi. Tidak banyak, hanya secangkir saja per hari. Itupun dibuat pada pagi hari, dibiarkan dingin dulu, dan diminum sampai dengan sore hari.

Entahlah, kopi sepertinya memang minuman yang sengaja Tuhan kirimkan ke bumi untuk para manusia.


No comments: