Kamis
Bangun tidur dengan kepala sangat berat dan perasaan tidak enak. Rasa ini membuatku membatalkan niat puasa sekalligus tidak pergi ke gym untuk morning training. Kamis, biasanya adalah hari aerobik semi yoga. Hari itu, aku juga tidak ke kantor. Ruteku hari itu, hanya kos-warnet-kos. Kalau cek email bisa dari HP, tapi entah aku ingin ke warnet.
Sisa hari lainnya, aku habiskan dengan membaca Lembah Abadi (Eeuwige Vallei), kumpulan puisi "perjalanan" Sitor Situmorang. Hadiah Lebaran dari seorang teman. Puisi itu menandai ulang tahun ke-80 Sitor Situmorang. Jadi, ingat dalam tradisi Belanda (Sitor beristrikan orang Belanda, Barbara Brower), 80 tahun dianggap sebagai tahapan usia yang penting. Mereka akan mendapatkan 80 bunga mawar (tachtig rozen). Dengan berusia 80 tahun, seseorang dianggap telah menjalani semua kesempurnaan hidup.
Malamnya, aku mendapatkan maag-ku kambuh. Hebat sangat.
Jum'at
Bulik Surip pulang ke Tulungagung. Zalini dan Ayuni pergi ke Jogjakarta. Praktis, tinggal M dan aku di rumah. Itupun, kita seperti hidup di dunia berbeda. M di rumah induk, dan aku di pavilliun.
Hari itu, mendung sejak pagi. Yang aku lakukan adalah meneruskan membaca buku Sitor. Agak susah paham juga. Karena memang dari awal, aku tidak terlalu paham puisi. Tetapi, bahasa Belanda-nya lumayan. Bisa, sambil memperdalam pengertian bahasa Belanda ini dan itu kalau di puisi.
Perutku masih sangat sakit hari itu. Kepalaku juga masih sangat pusing, dan disorientasi. Hati masih mendung, semendung cuaca di luar. Matahari baru tampak cerah di sore hari.
Sabtu
Retreat di hari ketiga. Akhirnya, sudah mulai melihat dunia luar. Pagi-pagi, pergi ke gym. Latihan sampai dengan jam 10. Lalu, terus berbelanja kecil di Superindo. Yah, boodschappen doen seperti biasanya. Membeli kebutuhan dapur dan kulkas.
Seorang teman menelpon di sore hari, mengajak menonton New Moon. Aku sebenarnya tidak menolak. Tetapi, menolak untuk antri tiket. Kalau dia mau, dia yang mengantri tiket. Dan, dia tidak keberatan. Hari ini, aku lebih banyak membaca Unlikely Destinations. Bagaimana suka dan duka Tony dan Maureen Wheeler membangun The Lonely Planet, seluk beluk bisnis mereka, hubungan mereka dengan para penulis dan sebagainya.
Akhirnya, si teman tidak dapat tiket. Dan, kebetulan, malam minggu hujan sangat deras. Sampai, jam 8 malam, aku baru sadar, kalau air mau masuk rumah. Akhirnya, tidur lebih awal, dan tidak sempat menyalakan laptop. Malam aku mimpi agak aneh. Entah, mimpi apa itu. Mungkin, pengaruh otak yang kacau.
Minggu
Hari Minggu, pagi dengan kepala yang cerah. Ada semacam satu insight baru. Jam 5 sudah bangun, tetapi ketiduran kembali. Jam 7 baru bangun 100 persen. Lalu, sarapan roti gandum yang rasanya kok menjadi agak aneh ya? Minum teh madu, dan berangkat ke gym lagi. Jam 12.30 baru cabut dari gym, dan terus berselancar ke dunia maya. Sampai jam 2.
Dan, sekarang, sudah kembali ke dunia nyata. Duduk di sebuah warung kopi, menunggu teman. Seperti biasa, temanku yang satu ini selalu telat....
Entahlah, besok apa lagi yang terjadi dalam hidupku. Aku tidak tahu. Hanya, aku harus menghadapinya dengan berani.
No comments:
Post a Comment