Aku lupa, kapan aku mengenal Pakdhe. Ketika itu, seorang teman meminjami "The Alchemist" Kata temanku, buku itu mampu menginspirasi jutaan orang di dunia ini.
Jadi, aku mulai membaca tulisan Pakdhe. Bahasanya begitu sederhana. Tetapi penuh dengan makna yang sangat dalam. Tidak sampai semalam aku menyelesaikan buku itu. Pesennya juga sangat sederhana tetapi multiinterpretasi. Terserah, kita para pembaca memaknainya seperti apa. Interpretasiku, setiap orang pada dasarnya memiliki "mimpi". Hal-hal yang benar-benar kamu inginkan. Untuk mencari tahu, tujuanmu dikirim ke bumi itu untuk menjadi apa. Dan, tugas manusia adalah untuk mencari dan menemukannya tanpa rasa takut. Ketika kita ketakutan, kita tidak akan pernah bisa menemukannya. Di satu masa kelak, kita pasti akan menyesalinya.
Ketika kita sudah yakin dengan apa yang kita percaya dan inginkan, seluruh alam semesta akan bahu-membahu membantu kita. Ini masuk akal, ketika kita memiliki keinginan yang kuat, semua langkah kaki dan energi akan kita arahkan kesana.
Aku selalu, dan selalu membuka tulisan Pakdhe kalau sedang sedikit putus asa, dan membutuhkan kembali motivasi.
Selanjutnya, aku menjadi pembaca setia tulisan-tulisan Pakdhe. Ada The Valyries- yang merupakan pengalaman spiritual Pakdhe dan istrinya Cristina di Gurun Mojave untuk bertemu dengan "malaikat", ada The Zahir -yang merupakan pengalaman spiritual hidup berumah tangga. Sepertinya buku Pakdhe yang sangat dewasa. Mungkin, ini yang terbagus. The Zahir mengobrak-abrik banyak faktor spiritualitas hidup berumah tangga. Mengapa tiba-tiba seseorang ditinggalkan pasangan hidupnya secara mendadak. Si "Aku" akhirnya mencari sebab mengapa Ester meninggalkan dia. Dia mengobrak-abrik memori indah pernikahan dia hanya untuk menemukan bahwa mereka tetap saja saling mencintai seperti sebelum-sebelumnya.
Lebih jauh, aku berkenalan dengan Like the Flowing River dan Manual Book of Light. LFR, lebih banyak berisi cerita-cerita pendek. Esai-esai dia di berbagai media massa atau tulisan di blog dia. Kalau MBL terdiri dari quote-quote dia tentang hidup. Lebih pada perjalanan manusia untuk menemukan dirinya sendiri. Tidak jauh-jauh dari The Alchemist. Aku juga mengenal The Pilgrimage. Buku ini menceritakan pengalaman penulis untuk mencari "pedang" nya dengan melewati rute perjalanan kuno Road to Santiago. Disanalah, pakdhe banyak mengalami pengalaman-pengalaman berharga dalam hidupnya. Pengalaman ini mendasari dia menuliskan The Alchemist.
Pakdhe sendiri,adalah seseorang yang selama betahun-tahun berusaha mencari, menemukan dan menentukan personal legend dia. Sejak kecil, dia ingin menjadi penulis. Tetapi, oleh keluarganya, dia ditunjukkan bagaimana penulis itu. Di tahun 60-an, penulis identik dengan orang yang berkacamata tebal, berambut awut-awutan dan tidak rapi. Orang nerd lah. Akhirnya, selama bertahun-tahun selanjutnya, Pakdhe menjadi pencipta lagu. Dia melupakan mimpinya. Sampai ada suatu perubahan besar dalam hidupnya, dan dia mengingat kembali mimpi-mimpinya. Menjadi penulis.
Membaca buku-buku Pakdhe, aku seperti menemukan teman yang bijaksana dan tidak cerewet. Bisa menasehati tetapi tidak merasa pintar. Bisa menjadi penghibur tetapi tidak bermaksud menghibur. Bisa menjadi motivasi di saat-saat titik terendahku.
Aku merasa senang saja membaca tulisan-tulisan Pakdhe..... Pakdhe, terima kasih.
Jadi, aku mulai membaca tulisan Pakdhe. Bahasanya begitu sederhana. Tetapi penuh dengan makna yang sangat dalam. Tidak sampai semalam aku menyelesaikan buku itu. Pesennya juga sangat sederhana tetapi multiinterpretasi. Terserah, kita para pembaca memaknainya seperti apa. Interpretasiku, setiap orang pada dasarnya memiliki "mimpi". Hal-hal yang benar-benar kamu inginkan. Untuk mencari tahu, tujuanmu dikirim ke bumi itu untuk menjadi apa. Dan, tugas manusia adalah untuk mencari dan menemukannya tanpa rasa takut. Ketika kita ketakutan, kita tidak akan pernah bisa menemukannya. Di satu masa kelak, kita pasti akan menyesalinya.
Ketika kita sudah yakin dengan apa yang kita percaya dan inginkan, seluruh alam semesta akan bahu-membahu membantu kita. Ini masuk akal, ketika kita memiliki keinginan yang kuat, semua langkah kaki dan energi akan kita arahkan kesana.
Aku selalu, dan selalu membuka tulisan Pakdhe kalau sedang sedikit putus asa, dan membutuhkan kembali motivasi.
Selanjutnya, aku menjadi pembaca setia tulisan-tulisan Pakdhe. Ada The Valyries- yang merupakan pengalaman spiritual Pakdhe dan istrinya Cristina di Gurun Mojave untuk bertemu dengan "malaikat", ada The Zahir -yang merupakan pengalaman spiritual hidup berumah tangga. Sepertinya buku Pakdhe yang sangat dewasa. Mungkin, ini yang terbagus. The Zahir mengobrak-abrik banyak faktor spiritualitas hidup berumah tangga. Mengapa tiba-tiba seseorang ditinggalkan pasangan hidupnya secara mendadak. Si "Aku" akhirnya mencari sebab mengapa Ester meninggalkan dia. Dia mengobrak-abrik memori indah pernikahan dia hanya untuk menemukan bahwa mereka tetap saja saling mencintai seperti sebelum-sebelumnya.
Lebih jauh, aku berkenalan dengan Like the Flowing River dan Manual Book of Light. LFR, lebih banyak berisi cerita-cerita pendek. Esai-esai dia di berbagai media massa atau tulisan di blog dia. Kalau MBL terdiri dari quote-quote dia tentang hidup. Lebih pada perjalanan manusia untuk menemukan dirinya sendiri. Tidak jauh-jauh dari The Alchemist. Aku juga mengenal The Pilgrimage. Buku ini menceritakan pengalaman penulis untuk mencari "pedang" nya dengan melewati rute perjalanan kuno Road to Santiago. Disanalah, pakdhe banyak mengalami pengalaman-pengalaman berharga dalam hidupnya. Pengalaman ini mendasari dia menuliskan The Alchemist.
Pakdhe sendiri,adalah seseorang yang selama betahun-tahun berusaha mencari, menemukan dan menentukan personal legend dia. Sejak kecil, dia ingin menjadi penulis. Tetapi, oleh keluarganya, dia ditunjukkan bagaimana penulis itu. Di tahun 60-an, penulis identik dengan orang yang berkacamata tebal, berambut awut-awutan dan tidak rapi. Orang nerd lah. Akhirnya, selama bertahun-tahun selanjutnya, Pakdhe menjadi pencipta lagu. Dia melupakan mimpinya. Sampai ada suatu perubahan besar dalam hidupnya, dan dia mengingat kembali mimpi-mimpinya. Menjadi penulis.
Membaca buku-buku Pakdhe, aku seperti menemukan teman yang bijaksana dan tidak cerewet. Bisa menasehati tetapi tidak merasa pintar. Bisa menjadi penghibur tetapi tidak bermaksud menghibur. Bisa menjadi motivasi di saat-saat titik terendahku.
Aku merasa senang saja membaca tulisan-tulisan Pakdhe..... Pakdhe, terima kasih.
No comments:
Post a Comment