Friday, 6 February 2009

Haunted Hotels

Kalau pergi ke kota kecil di Indonesia, selain berpetualang dengan kuliner kota setempat, pengalaman lainnya adalah merasakan tidur di hotel-hotel khas kota kecil. Hotel-hotel di kota kecil, biasanya memiliki ciri yang khas: pelayanan yang sangat kekeluargaan, dan fasilitas yang "sederhana" Selain itu, banyak diantaranya yang "berhantu" atau istilah kerennya spooky.

Aku pernah beberapa kali tidur di hotel spooky. Dan, kalau sudah begitu, pasti aku selalu mimpi yang aneh-aneh, ditindihin, dan kejadian-kejadian aneh lainnya. Meskipun, aku sudah menerapkan resep seorang teman. "Perkenalkan dirimu pada penghuni kamar itu. Kedatanganmu paling tidak kan menganggu dunia mereka. Kalau perlu, kamu sholatin deh..."

Resep itu sudah aku terapkan. Hasilnya, sama saja. Tetap saja aku ditindihin.

Misalnya ketika di Banyuwangi. Aku sengaja memilih lokasi hotel yang dekat dengan pantai. Alasanku sangat romantis. Jogging di pantai dulu pagi hari sebelum kerja. Meskipun aku sadar, kalau tempat itu ada di Ketapang, dan kalau ke kota masih dibutuhkan waktu 1 jam. Tidak masalah. Begitu banyak kendaraan umum dari Ketapang ke kota. Beberapa waktu sebelum aku masuk ke hotel, sopir travel yang membawa Bu Sis dan aku minum kopi dulu di depan pelabuhan. Ketika sopir berhenti untuk minum kopi, aku mencoba untuk tidur telentang. Eee...belum lima menit, aku sudah mimpi yang aneh-aneh. Anak-anak kecil masuk ke mobil semua. Bermain-main di dalamnya. Lompat kesana, lompat kesini. Main di kemudi, terus naik ke atap mobil. Mereka pada ingusan semua. Ibunya, bingung menyeka ingus-ingus itu.

Tak lama aku terbangun, dan sopir sudah kembali dari ngopi. Siap mengantar kami ke tujuan.

Begitu check in di hotel, aku tidak mendapatkan kamar seperti yang aku pesan by phone. Kamar penuh, dan terpaksa aku mendapatkan kamar lainnya. Baru sore harinya nanti (aku check in 03.30 pagi), aku bisa tidur di kamar yang aku pesan. Tidak masalah, kataku kepada petugas hotel. Lalu, dia mengantarku ke kamar.

Ketika saya hendak merebahkan tubuh, tiba-tiba lampu mati. Hanya kamar yang aku tempati. Tak lama nyala lagi. Pengalaman terburuk bukan di kamar ini. Tapi di kamar yang sudah aku pesan. Karena aku kecapaken seharian di lapangan, jam 6 sore aku sudah tidur. Kamar yang aku pesan itu memang spooky. Lampunya remang-remang, dan memang sudah ada hawa tidak enak. Tapi, aku cuek saja. Selama tidur, TV aku nyalakan. Tidurku nyenyak sekali. Jam 2 malam aku bangun karena tidurku terlalu awal. Aku sebenarnya sudah bertekad untuk tidak tidur lagi dengan membawa buku Romo Sindhunata. Tapi, ternyata masih mengantuk juga. Akhirnya aku tertidur juga. Nah, di phase yang ini, segera saja bayangan hitam besar menindihku, dan di alam mimpi, aku bertemu dengan seorang lelaki tua yang menyabit rumput. Setelah melihat ke arahku, lelaki berkulit hitam itu mengacung-acungkan sabit ke arahku. Dan, itulah yang membuatku terbangun dan bersumpah untuk segera check out esok harinya.

Pagi harinya, orang Bappeda tanya ke saya, apakah masih menginap di hotel itu. Aku bilang, sudah check out, Pak.
"Kenapa?" Lalu, aku ceritakan pengalaman 'spiritual' pada malam sebelumnya. Orang itu lalu tertawa, dan bercerita. Kalau di hotel itu dulu ada orang yang bunuh diri, dan ada kuburan di sebelah hotel itu. Dan, ya benar, aku melihat kuburan di samping hotel itu. Hmm...memang.

Pengalaman lainnya ketika ramai-ramai ke Sragen sama Mas Redhi, Pak Arifin dan Maman. Kami memesan kamar yang di paviliun, dan ada parkir sendiri. Kami diberi 4 kamar di belakang. Kamar baru, katanya. Dan, kami datang juga menjelang pagi. Jam 4-an. Empat kamar itu berjajar rapi. Kamarku yang paling ujung timur (depan), kamar Mas Redhi, Pak Arifin, lalu kamar Maman paling ujung di belakang.

Belum lima menit aku tidur, kembali bayangan hitam dan besar menindihku. Lalu, di kamar mandi aku dengan dua anak kecil sedang main air kecipak-kecipak, dan berterian-teriak. Khas anak kecil. Wawww... aku berusaha untuk bangun. Setelah bangun, aku bersumpah, kalau hal ini terjadi sekali lagi, aku akan pindah ke kamar salah satu lelaki itu. Untungnya, kejadian itu tidak terjadi lagi.

Pagi harinya, ketika kami berkumpul, orang-orang juga mengalami hal yang sama, kecuali Maman! Mas Redhi, digoyang kasurnya, dan diusir untuk check out. Dia juga bermimpi kalau di kamarnya ada bayangan hitam melayang-layang. Pak Arifin beda lagi. Dia mimpi, ada ular besar masuk ke kamarnya. Warnanya hijau. Menyeramkan sekali. Kenapa hanya Maman yang tidak ya??? Hehehe.. Aku tidak ada ide.

Kata Yanto, sopir mobil rental kami,kamar-kamar itu memang ada penunggunya. Ibu dan dua orang anaknya. Haaaaaa...tambah serem saja. Untungnya, sore harinya, Wanna, rekan dari Jakarta datang. Dan, aku ada teman sekamar. Karena Wanna juga takut tidur sendiri setelah aku cerita.

Tentunya Mates, masih banyak lagi kejadian-kejadian aneh di hotel-hotel kota kecil. Tapi, note ini tidak akan cukup untuk menampung semuanya.

1 comment:

Anonymous said...

pengalaman yang menarik O.o

saya sendiri tidak berminat untuk mencoba hal-hal berbau mistis haha..

terima kasih atas petunjuknya! saya tidak akan menginap di hotel2 tersebut! haha.. :D