Makanan adalah salah satu faktor yang membuat saya sangat kerasan di Bangkok. Ada tiga rasa yang dominan dalam masakan Thailand; asam, pedas dan manis. Rasa asam, pedas dan manis ini yang paling nyata bisa dirasakan pada sup Tom Yam Seafood. Sup ini bumbunya terdiri dari kaldu ayam, seafood (biasanya udang dan cumi-cumi), cabe besar dan kecil, daun serai, lengkuas, daun jeruk nipis dan jeruk nipis, berbagai macam jenis sayur (wortel, kubis, dan bunga koal), dan tentu saja tomat buah yang besar-besar. Ini saja bahan pembuat Tom Yam. Tapi, kalau ada yang belum puas, bisa saja menambahkan bihun pada adonannnya.
Karena rasanya yang khas Thai, Tom Yam Seafood menjadi maakanan yang mendunia. Kalau orang makan Tom Yam, pasti akan teringat Thailand. Meskipun masih banyak lagi makanan lainnya. Ada Suki, Sticky Rice (ketan durian) ataupun juice buah-buahan segar. Makanan berat akan didominasi oleh makanan yang berbahan dasar mie-mie-an yang disebut pathay. Akan juga ditambahkan kecambah ke dalam masakan. Kalau makanan ringan, ada berbagai macam jenis tempura, sosis, wafel, juice-juice buah segar, bahkan buah segar sekalian yang dimasukkan ke dalam plastik. Yang paling menjamur adalah pedagang juice buah-buahan. Dimana-mana orang menjajakan juice buah asli. Kalau haus, tinggal merogoh uang 20 bath, dan akan medapatkan juice yang benar-benar asli. Entah berapa banyak saya konsumsi juice per hari. Hanya juice..juice..juice. Ini yang membuat saya semakin suka dengan Thailand.
Pada umumnya, makanan kaki lima di Thailand tidak mengecewakan. Seperti wafel yang pernah saya beli di dekat Universitas Tammasat seharga 20 bath. Wafel tidak saja murni wafel, tapi ada isinya. Ada yang isinya pisang, strawberry, bahkan daging babi. Saya mencoba yang isinya pisang. Rasanya tidak kalah dengan wafel Shangri-La Surabaya atau wafel buatan Gelare Gelato. Satu lagi, makanan kelas kaki lima yang enak. Es krim buah-buahan. Ada rasa durian, pandan, taro, jeruk, dan sebagainya. Harganya juga murah, 15 bath. Tapi, rasanya selangit. Di Thailand, saya baru menemukan di satu tempat. Di Suan Lum Night Bazaar. Tempatnya di dekat lapangan, dekat Toko Madam penjual snacks.
Selain makanan Thai asli, dengan mudah akan dijumpai masakan dari belahan dunia lainnya. Terutama masakan-masakan India dan Arab. Hampir di setiap sudut, ada saja warung Arab atau India yang menyediakan makanan yang kaya rempah seperti roti phrata bersama dengan gulai kacang hijau (dal), plain rice (bukan nasi putih), nasi biriyani, ayam Thanduri, ayam masak masala, gulai lembu muda, berbagai jenis kari daging, dan sebagainya. Apalagi kalau pergi ke plaza. Disana akan terdapat lebih banyak makanan gourmet Internasional. Kami pernah mencoba makanan Portugis. Piri-Piri Chicken di Siam Discovery. Roasted Chicken-nya enak sekali. Harganya juga tidak terlalu mahal. Untuk dada, mereka mematok harga 90 bath, separo badan hanya 120 bath dan seekor penuh hanya 160 bath. Kata Bebe, ini adalah masakan Portugis. Piri-Piri sendiri berarti pedas. Dan, benar, ayamnya dimasak pedas. Meskipun saya tidak mencoba piri-piri chicken. Saya mencoba menu yang lainnya: roasted herbal lemon chicken. Jadi, dada ayam dimasak di dalam oven, dengan bumbu herbal, dan diatasnya dikasih perasan jeruk nipis. Makanannya pakai saus pedas Portugis. Rasanya, enak sekali. Meskipun hanya makan dada ayam, rasanya kenyang sekali. Khas sekali dengan makanan-makanan daerah Mediterania, yang berpengang teguh pada oven dan bumbu-bumbu herbal. Atau kucuran minyak zaitun. Hmmm..lezat sekaliii...
No comments:
Post a Comment