Beberapa hari yang aku, ketika aku sedang sholat Ashar, tiba-tiba saja aku lupa bacaan waktu atakhiyat akhir. Tiba-tiba saja, pikiranku kosong. Aku tidak bisa mengingatnya, apalagi mengucapkannya. Lama sekali aku berpikir, apa bacaannya. Tidak bisa mengingatnya juga.
Harusnya, ketika aku melakukannya tiap hari, aku bisa mengingatnya dengan baik.
Sholat, karena telah menjadi kebiasaan yang dilakukan, menjadikan syaraf kita tahu dengan sendirinya. Tanpa kita harus mengingatnya. Tubuh kita tahu, pada saat gerakan ini, maka doa ini yang dibaca. Tanpa kita memerintahpun, otak sudah tahu dengan sendirinya. Tidak tahu, sore itu tiba-tiba saja aku ingin sholat khusyuk. Dengan berusaha menjiwai setiap kalimat. Di akhir, aku melupakannya.
Ini, sama saja dengan kode telepon yang ada di kantorku. Kalau kita mau melakukan panggilan keluar, kita harus memencet kode tertentu terlebih dahulu. Tanganku, hapal sekali. Tanpa aku harus mengingat nomornya. Tapi, ketika teman bertanya, "berapa kode password?" Aku pasti lupa, dan tidak bisa menjawabnya. Aku selalu bilang: "Sini, biar aku pencet, kamu tulis sendiri kodenya, sesuai dengan kemana jariku memencet kodenya..." Selalu begitu.
Aku belajar sholat ketika aku masih belum baligh. Di masjid kampung secara beramai-ramai. Dulu belajar sholatnya tiap malam Senin. Kita sholat ramai-ramai, ada yang menjadi imam. Ya, ustadz nya yang menjadi imam.
Sembari belajar, langsung menerapakannya. Dan, waktu itu, kita belajar sholat, karena menghapalkan bacaannya, bukan memahaminya. Hihihi..ketika masih kecil, tidak mungkin aku belajar memahaminya kalimat-kalimat Bahasa Arab. Sampai sekarangpun masih menghapalkannya. Pendidikan kita, baik agama ataupun umum, selalu menekankan pada hapal dan tidak hapal.....
Yeah, syukurlah... pada akhirnya aku sudah ingat....
*Jadi kepikiran buku panduan sholat...*
Thursday, 11 June 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment