Tiga hari kemarin, saya terkapar sakit. Dua hari sakit ketika saya di lapangan. Benar-benar tidak mengenakkan memang. Di saat harus bekerja dengan menyenangkan, saya justru terkapar di rumah teman, dan di mobil. Dan, kemarin, sehari penuh saya tidur di rumah.
Ketika sakit, saya jadi berpikir. Tubuh memang punya logika sendiri. Dia memang sudah payah untuk menerima impuls-impuls dari hasrat kita. Tapi, ternyata tubuh memang sudah tidak kuat lagi.
Berbagai cara sudah saya lakukan untuk "mencegah" sakit datang. Mulai rajin olahraga, sampai rutin ke tukang pijat dan mencoba tidur teratur. Sebelum akhirnya diserang masuk angin hebat itu, saya merasa baik-baik saja. Mengerjakan dua deadline dengan tanpa tekanan, dan bisa selesai semua dalam waktu yang ditentukan.
Hanya saja, saya minum kopi terlalu banyak.
Saya tidak menyalahkan kopi. Memang, sudah waktunya saya berempati dengan tubuh saya.
Ketika kita masih kecil, sakit menjadi moment bagi kita untuk beranjak menjadi dewasa. Sekarang, sakit, adalah moment kita untuk merenung.
Thursday, 25 June 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment