Tuesday 30 December 2008

Tour de Toilet

Penyakit beser saya, yang membawa saya ke petualang di toilet. Hampir semua tempat yang saya kunjungi, saya tinggali kenangan. Bahkan di NW 25, saya masih sempat poep!

Nah,toilet-toilet di Indonesia sangat standar, basah dan kotor! Meskipun juga di mall-mall, dan tentu saja bandara! Cengkareng atau Soekarno-Hatta yang notabene bandara internasional, bau dan kotornya minta ampuuun! Kalau kita mau bandingan, tidak usah jauh-jauh sampai ke Eropa atau Amerika Serikat sekalipun,bandara Suvarnabhumi bersihnya minta ampun. Wastafelnya saja sudah super canggih dengan menggunakan sensor. Tinggal tempatkan tangan kita di bawah kran atau di dekat sensor maka air sudah akan keluar dengan sendirinya. Begitu juga dengan sabun. Kita tidak perlu tekan, pencet atau geser, sudah keluar dengan sendirinya.

Kalau mau yang lebih canggih, ada bandara Incheon di Seoul, South Korea. Kalau dibandingkan Suvarnabhumi, bandara ini jauh lebih keren dan bersih. Toiletnya saja, di bowlnya di letakkan plastik. Kita cukup tekan mesinnya, maka plastik yang ada di atas bowl akan berganti dengan sendirinya. Di toilet itu sudah ada tulisannya. Yeha, biar kita tidak jijik untuk duduk di atas bowl, atau kita takut kena infeksi, virus atau bakteri. Belum lagi, di dalam toilet yang dilengkapi, tidak saja dengan nursery room, tapi semacam fitting room. Tempat kita ngemas wajah dan baju kita. Tempat kita dandan-lah. Tetapi, pihak bandara juga memasang foto dan nomor telpon dari petugas kebersihan yang bertanggung jawab terhadap kebersihan toilet itu. Kalau kita kurang puas dengan kebersihan, kita bisa telpon dan komplain. Wah, kurang canggih apa??? Ini mungkin juga ada kaitannya dengan orang-orang Korea yang super higienis (kayak yang terlihat di film-film drama Korea itu).

Nah, kalau standar toilet di USA, sudah standar seperti itu. Kering, dan menyediakan alas untuk bowl tapi dari paper hasil recycle. Untuk toilet, ada yang pakai sistem flush, ada yang sensor tapi ada juga dengan gabungan flush dan sensor. Wah, yang bingung kalau yang sistem sensor. Coba kalau sensornya gak jalan. Seperti yang waktu saya nunut buang hajat di St. Paul Minneapolis. Wah, sempat panik juga. Sebelumnya saya coba kencing disana oke, sistemnya bisa jalan. Tapi, waktu saya buang air besar, sensornya tidak jalan. Alhasil, saya harus nunggu beberapa saat....sampai sistem benar-benar jalan. Kalau tidak, saya akan menunggu toilet sepi dan seterusnya ngacir... Wah, gaptek deh. Toilet saja pakai sensor!

Yang paling unik itu toilet di pesawat internasional. Toiletnya pakai standar vacuum. jadi bisa lebih hemat air. Sengasaranya, mereka tidak bisa membersihkan kotoran (maap, tahi), dengan bersih. Harus berkali-kali ditekan. Tapi, itupun tidak akan bersih 100 persn. Harus dicoba beberapa cara sampai sisa-sisa kotoran itu benar-benar bersih! Setelah berak di NW 25, saya jadi kapok berak di pesawat! BENAR-BENAR TIDAK MAU!!!!

PS. Menurut teman-teman cewek satu rombongan, mereka mendapatkan kesimpulan rahasi tubuh saya yang relatif kurus dibandingkan dengan mereka, yaitu, karena saya lancar ke belakangnya...dimana saja bisa. Sekedar catatan, dalam perjalanan ke Reagen DC, saya poep 4 kali! Bukan karena saya maniak poep, tapi karena saya tidak pernah merasa tuntas berak....Maaf, postingan ini agak menjijikkan!

Prague: City I Want to Visit


Entah kenapa, Praha menjadi kota yang benar-benar ingin aku kunjungi. Saat ini, dan beberapa waktu mendatang.

Mungkin, karena baru saja aku menyelesaikan Traveler's Tales: Prague and Czech Republic. Dalam travelogue itu, ditulis artikel-artikel tentang Prague oleh orang-orang yang pernah tinggal disana, atau orang-orang yang lahir disana, kemudian menjadi exile di tempat lainnya. Benar-benar sebuah buku yang sangat menarik.

Aku kemudian membayangkan, kota tempat 3 K dilahirkan (Kafka, Klima dan Kundera). Aku membayangkan berjalan di atas cobblestone, menyusuri Charles Bridge diantara gedung-gedung dengan campuran berbagai macam arsitektur: Baroque, Gothic, Renaissance, Cubist, Art Nouveau, Neo-Classical dan Ultra Modern. Diantara barisan katedral, taman kota, dan semua yang ada disana.

Kota ini atau lebih tepatnya negara ini, adalah negara yang telah mengalami banyak masa/sejarah yang mengagumkan. Dari jaman tidak komunis-menjadi komunis-dan menjadi tidak komunis lagi, setelah terjadinya Velvet Revolution.

Namun, jauh sebelum aku membaca buku bagus itu, kita bertiga: Tika, Bebe dan aku, di gazebo FISIP UNAIR, 10 April 2006. Kita sepakat, lima tahun dari waktu itu, kita bertiga akan bertemu di Prague.... Dari detik itu, Prague is already in my mind.

Prague, wait for me.....

Friday 26 December 2008

Happy Holiday

Hmm..rupanya aku agak lama juga tidak update blog, di alamat manapun. Bulan-bulan kemarin adalah saat-saat yang sangat sibuk tidak karuan! Harus menyelesaikan aplikasi dan mempersiapkan keberangkatan ke US. Now, I'm back.... Kembali ke Surabaya dan suasana yang panas haruendang....

Nanti, pasti akan aku ceritakan tentang semuanya, hal-hal yang aku dapatkan.