Friday 7 May 2010

Malam yang (tidak) Penting

Rabu malam, di tengah himpitan dua paper UTS dan bagian nulis di kolom, masih saja mengiyakan ajakan teman untuk bertemu. Lha, saya selalu tidak nolak tuh.... Lagian, memang sudah dari minggu sebelumnya janjian akan bertemu, untuk membahas rencana liburan kami. Tapi, pas Selasanya, dapat info dari Mak Ni kalau ada konser Ungu di Sheraton. Dia, lagi dapat tugas peliputan disana. Akhirnya, kita bertiga setuju nonton Ungu dulu setelah itu baru hang out sekalian bahas rencana kita. Sebenarnya, bukan nonton Ungu-nya yang penting, tetapi hang out sama mereka menjadi lebih penting. Jujur, aku tidak kenal siapa itu Ungu. Tahu sih, but I'm not his big FAN!

Baru selesai aku janjian sama mereka, aku SMS si Nyonya cerita tentang rencana nonton konser Ungu. Dia mau ngikut sekalian. Dia mau tahu bagaimana kalau handle pers con. Jadinya dia ikut dan aku mintakan tiket ke Mak Ni. Kata Mak Ni, akan dikabari besok paginya karena dia malu minta banyak tiket gratisan... :p. Tapi, akhirnya si Nyonya dapat tiket juga.

Jadilah kita berlima datang ke konser. Si Nyonya berangkat sama Mak Ni, secara rumah dia dekat dengan kantor Mak Ni. Aku berangkat disamperin Nad dan Soph seperti biasa.

Ketika sampai di hotel yang dituju, acara belum mulai juga. Mak Ni dan Nyonya juga belum tiba. Kami bertiga menunggu di depan ruangan tempat acara. Ada satu hal yang mengherankan kami, kenapa semua orang pada merokok? Padahal, ini acara di ruangan ber AC! Kami heran, ada apa ya?

Setelah Mak NI datang, kita baru tahu, kalau acara itu disponsori oleh perusahaan rokok S, dan itu acara ditujukan kepada para perokok memangnya.... Waaaaa... kita akhirnya ngakak deh. Salah tempat deh kayaknya, secara Nyonya dan aku tidak tahan dengan asap rokok. Ya sudahlah, akhirnya kita masuk juga.

Ruangan penuh dengan asap. Kita seperti masuk ke dalam ruangan gas ala Nazi Hilter. Namun, si Ungunya belum tampil juga. Harus menunggu juga. Jaketku aku jadikan penutup hidung. 15 menit menunggu, akhirnya nyanyi juga si Pasha. Dia menyanyikan lagu "Melayang". Nah, setelah mendengarkan lagu ini, aku benar-benar melayang karena asap rokok,. dan memutuskan kleuar dari ruangan. Nyonya mengikutiku. Akhirnya kami minumm coklat panas dan vanila panas di Coffee Bean. Menunggu Nad, Soph dan Mak Ni.

Wednesday 5 May 2010

Ion dan Rebonding

Note: akhirnya, sempat lagi menginjakkan tulisan tangan di blog ini setelah sekian lama... :D

***********

Ketika sedang ngobrol dengan teman di YM, dia tiba2 berbicara tentang rambut Charlie ST 12 yang rambutnya di-ion. Persis Baim Wong jaman dulu, kata temanku. Mekso banget ga sih? Lanjutnya...

Lalu, tiba-tiba saja semua ingatan melayang ketika jaman-jaman kuliah dulu. Kala itu tahun 2001 kalau tidak salah. Ion dan rebonding tiba-tiba saja menjadi trend diantara kita. Banyak orang melakukan rebonding. Ada Iit, Nova, Wulan, Judith, Emmy, sampai dengan para cowok seperti Mo, Eko dan Kobo yang notabene berambut agak keriting.

Si Nova malah bela-belain rebonding sampai ke Probolinggo. Si Emmy ngajak anak-anak rebonding ke salon S di Pondok Candra - Si S ini kemudian meninggal karena ketika menjadi salon langganan anak-anak mengidap HIV-AIDS-

Rambut si Iit kemudian di ion sampai dia disebut bak Sadako -hantu perempuan dalam film Ring O di Jepang, sangat populer dan menakutkan kala itu- Terus kemudian si Emmy. Ada cerita lucu tentang si Emmy dan rambut keritingnya. Dulu, sebelum ada tren ion, Emmy selalu meluruskan rambutnya dengan cara disetrika. Bayangkan, dia meletakkan rambutnya ke meja setrikaan, dan mulai menyeterika rambutnya. Aku tidak bisa membayangkan ketika itu.

Lalu, di kubu para cowok, ada Mo, Eko dan Kobo. Mereka termasuk para cowok yang memiliki rambut keriting dan agak keriting. Hasilnya, mereka ke kampus dengan rambut-rambut yang dipaksakan menjadi "lurus". Geli juga melihatnya kala itu.... Entah dimana mereka melakukan pelurusan rambut... :p