Friday, 10 July 2009

Behind the Screne: Lamongan

Lamongan menjadi daerah pertama sasaran papparazi.Waktu kita take Lamongan, belum ada model bagaimana foto diambil. Jujur, kita tidak punya waktu banyak untuk mempersiapkan Lamongan. Di pekan kita mengambil foto Pak Masfuk, yang bersangkutan akan ke Jakarta karena menerima Adipura dilanjutkan dengan acara di Kabupaten Temanggung, kalau tidak salah. Saya kontak mereka Senin sore, Selasa sore bupati harus sudah ke Jakarta.

Tapi, kita beruntung. Bupati satu ini tidak terlalu cerewet. Demikin pula orang-orang yang ada di bawahnya. Dalam waktu kurang dari 24 jam, rencana disusun, dan janjian dilaksanakan. Jadi, bisa dilakukan dengan cepat.

Sebelum sesi pemotretan, kita ngobrol dulu. Masalah program, dan bagaimana visi dia untuk membangun Lamongan. Masfuk menceritakan bagaimana dia mengubah Lamongan, dari daerah yang dulu "buangan jin" menjadi daerah seperti sekarang ini. Bagaimana investor seperti Lamongan Integrated Shorebased (LIS) mau datang, dan bagaimana dia pemerintahannya membangun Wisata Bahari Lamongan (WBL). Untuk membangun sarana wisata ini, Rp. 29 milyar dialokasikan. Sekarang ini, tiap tahunnya Rp. 9 milyar menjadi pemasukan di Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bandingkan saja dengan sebuah daerah di Jatim yang membangun "tugu kemenangan" itu dibutuhkan anggaran yang kurang lebih sama. Hasilnya, pagupon burung dara. Buntutnya, si bupati terancam masuk penjara.

Dalam sesi ini, bupati bergaya layaknya pedagang kain di pasar desa... plus dengan sandal dan peci.

Dari hasil ngobrol dengan bupati, aku mendapatkan satu kata mutiara: "Jikalau kamu minder, maka akan hilang semua potensi yang kamu miliki"


No comments: