Day 0 - 10 Juli 2009
Benar, sudah tidak konsentrasi di kantor. Rasanya, dari pagi sudah mual perut. Tidak sabar menunggu sore. Di kantor sudah error melulu. Hati dan otak sudah benar-benar panas. Akhirnya tiba bagi kami untuk menumpahkan semuanya. Hanya dengan liburan (kata Any, masak, kita harus liburan tiap tiga bulan?). But life is so stressful lately...
Setengah 4 sore, selesai tidak selesai kerjaan aku tinggal pulang. Aku sudah tidak tahan lagi. Jam 4 sampai di rumah. Untung sudah packing. Tiba di rumah mandi, dan segera berangkat. Aku yang samperin Nadia dan Sofie di Karangmenur, dan terus ke Bali Megah Wisata (BMW) di Jalan Diponegoro.Jam 5 tepat sampai disana. Kita berangkat ke Bali dengan naik bis. Alasannya, penghematan. Awalnya, aku agak ragu dengan naik bis ke Bali. Agak trauma dengan naik Bali Prima ke Banyuwangi, yang nyetirnya ugal-ugalan. Tapi, Nadia berhasil meyakinkan aku kalau naik bis lebih bagus daripada naik kereta. Ya sudah aku serahkan sama Nadia, secara dia sering ke Bali. Baru baliknya naik pesawat.
Jam 5.30 PM kita harus sudah sampai di BMW. Meski bis baru berangkat jam 6 sore. Nah, Any sampai dengan bis mau berangkat belum juga sampai. Ketika kita sudah di BMW dia masih ada di Ahmad Yani menunggu taksi. Akhirnya, si sopir bilang sama dia untuk menunggu saja di Mc D Mayjend Sungkono. Tapi, ternyata dia nekad untuk ke Diponegoro. Op tijd. dia datang tepat waktu. Jam 6 tepat. Bis segera berangkat. Nadia dan Sofie duduk di bangku paling depat. Tepat di belakang sopir. Any dan aku ada di belakang mereka.
Tepat di seberang Sofie dan Nadia, seorang lelaki yang (maaf) tambun, dan menyebar bau tidak enak dari tubuhnya. Anak-anak sudah kasak-kusuk saja, hehehe.
BMW ini hanya berisi 20 tempat duduk. Dan, tempat duduk yang paling belakang kosong dua. Dilengkapi dengan toilet. Sopir yang membawa kita lambat sekali kemudinya. Tapi, menurutku memang lebih baik begitu. Lalu lintas ke arah timur kalau malam padat sekali dengan kendaraan-kendaraan besar.
Ketika mendekati tengah malam, kita makan malam di Pasir Putih. Anak tiga ini belum makan malam. Aku sudah makan malam di bis. Mbontot dari rumah. Untung mbontot, kalau tidak bisa kram perut.
Masakannya ya begitulahhh..... Tapi, dimakan juga. Setelah itu jatuh tertidur. Sektiar jam 3 subuh, kita menyeberang. Sesampainya di Gilimanuk, "pramugari" menawariku kopi. Setelah itu, kembali jatuh tertidur. Ketika jam menunjukkan pukul 5, perut mulai melilit. Minta dikeluarkan. Tapi, aku harus menahannya sampai Bali. Di bis ada larangan download disana. Kalau dalam kondisi mendesak, bisa menghubungi kru bis.
Day 1, 11 Juli 2009
Jam 9 kita sampai di pool BWM, dan menunggu kakaknya Sofie, Mas ND. Di pool BMW ini, aku baru saja tahu kalau filter UV Hoya yang terpasang di kamera sudah pecah. Ceritanya, aku mau ambil itu buat foto-foto. Ternyata sesak sekali. Bisa juga dibuka oleh Any. Dan, baru ketahutan kalau pecah. Sepertinya pecah ketika sedang di Probolinggo. Ketika aku tidak mengurus kameraku, gara-gara masuk angin. Aku tinggalkan begitu saja kamera itu di dalam mobil, sementara aku di rumah Teddy untuk dapat perawatan dari bapaknya.
Kita dijemput 10 menit kemudian dengan Nissan X-trail. Mobil kemudian yang akan kita gunakan untuk kesana-kemari. Setelah itu, langsung menuju ke Puri Ratu di Jimbaran, tepatnya di by pass Ngurah Rai. Vila sedang dibersihkan. Nyonya rumah ada juga. Tidak di Taman Lawangan. Begitu sampai di vila, aku langsung download.
Kita ditempatkan di lantai 2 puri. Desain puri itu khas via di Bali. Dengan ruangan yang sangat terbuka. Terutama kamar mandinya. Kamar mandi memiliki jendela yang sangat lebar dan tinggi. Barangkali, 1,5 meter. Jendela dibangun dengan kaca bening, dan selalu terbuka. Jadi, misalnya ketika kita mandi atau pupi, kita bisa melihat dengan jalan raya atau kebun sebelah. Untungnya, kebun sebelah tidak berpenghuni, dan tidak ditanami. Karena bekas rawa-rawa. Dan, yang ada hanya pohon asam saja. Kalau sama jalan raya masih jauh. Kita saja yang bisa melihat jalan raya, tapi mereka tidak. Kata anak-anak, kamar mandinya "horror"
Habis kita menaruh barang, kita langsung diajak makan. "Di depan Hard Rock Kuta saja..." Wah, kita sudah GR. Mau makan di HR. Usut punya usut, kita ternyata makan nasi bungkus di pantai Kuta, hehehe. Tapi, meskipun nasi bungkus, ramainya minta ampun. Dan, tempe gorengnya enak sekali. Dipadu dengan mangga dan kopi. Hasilnya setelah itu, perutku agak mules sekali... Dan langsung T. Dan, setelah itu, rasanya masuk angin mulai datang. Tapi siang itu kita akan ke Dreamland. Tempat yang dikelola oleh Mas Tommy itu.
Kompleks Dreamland ada di kompleks Pecatu. Ada perumahan. Ada hotel. Ada apertemen, dan ada lapangan golf. Tentu saja, ada cafe Klapa. Yang peresmiannya sempat bikin ribut para seleb Jakarta itu. Demi rebutan Mas Tom, hehehe.
Waktu lihat X-trail kita, dan berplat nomor B, si satpam langsung bilang "Ada DJ live, Mbak di Klapa. Silahkan kesana...." katanya sambil memberi kartu parkir dan brosur Klapa.
Dreamland tempatnya tidak terlalu luas. Pantai kecil saja. Tapi, penuh dengan manusia. Ya turis domestik. Ya turis luar negeri. Orang-orang ada yang asyik berselancar. Ada yang hanya duduk-duduk. Ada juga yang hanya makan-makan. Tapi, Dreamland panas sekali sore itu. Kita akhirnya memutuskan untuk duduk-duduk dan makan di cafe pinggir pantai. Selain itu, kita juga malas turun ke pantai gara-gara swine flu. Pada saat itu aku rasakan perutku juga mulai tidak karuan. Ingin kentut. Tapi tidak bisa. Rasanya seperti dikocok. Wah, masuk angin ini. Bahkan makan setengah sore tidak bsia menolongku. Waktu aku sudah tidak tahan lagi, aku berniat naik ke atas. Yang ternyata adalah lokasi Klapa. Aku hanya ingin cari toilet. Tapi, diusir sama satpam.... Bukan diusir sih, tapi Dilarang untuk Tidak Naik ke Atas. Eh, sama saja dengan diusir, hehehe. Ternyata, yang ampuh hanya X-trail pinjaman itu, hehehe. Lekas saja aku lari, karena aku hanya mencari toilet. Di bawah, toilet hanya ada satu.... Antri lagi. Duuhh...download sih tapi tidak lega. Mas ND sudah telepon lagi. Kita disuruh balik ke kota. Karena dia dan keluarga mau bikin makan malam buat kita. Ya, sudah deh.... akhirnya kita kembali ke vila.
Ternyata makan malam ikan bakar Kedunganan... Sedaaaapppp......
Malamnya, Bali hujan. Malam minggu lagi. Akhirnya, kita menunggu hujan reda di vila. Sambil aku kerokan. Asoiii... Indonesia sekali. Ketika hujan reda, ada ide dari Linda - yang juga tinggal di vila - untuk ke Kuta, melihat kehidupan malam disana. Tapi, karena hujan turun dengan lebat (lagi), we did not see anything. Hanya orang-orang yang pada berteduh. Kuta agak sepi. Bahkan cafe-cafe. Barangkali karena hujan. Atau bule-bule itu sudah pada tipsy di diskotik. Kita pulang, tapi mampir di Mc D. I needed hot tea.
Terus langsung tidur......
Day 2, 12 Juli 2009.
Minggu. Bangun dengan setengah hang over. Ubud adalah tujuan kita hari itu. Sama ke Kintamani. Ingin melihat pemandangan Danau Batur. Setelah itu, mampir di Ubud.
Pagi, kita ingin sarapan nasi campur Bali. Setelah googling tempat makan yang halal, kita dapat dua referensi. Rumah Makan Adi dan KKN. Keduanya di Jalan Danau Buyan. Setelah putar sana-sini, akhirnya ketemu Jalan Danau Buyan. Tapi, tidak ketemu juga rumah makan Adi. Yang ketemu warung KKN. Ya, sudah. Kita sarapan disana. Ternyata, warung makan prasmanan! Jadi, ingat jaman-jaman kuliah dulu. Tapi, masakannya sangat lumayan enak. Sangat mlekoh.
Setelah sarapan, kita langsung cabut ke Kintamani. Kintamani merupakan satu jalur dengan arah Singaraja. Kita lewat Ubud. Sepanjang jalan yang kita lewati, tampak rumah-rumah sekaligus show room para pengrajin. Mulai dari kayu, kaca, batu dan sebagainya. Tampak juga beberapa galeri mewah.
Setelah perjalanan lumayan lama, dan sempat ragu, apa benar ini jalur Kintamani, kita bertemu dengan pemandangan yang sangat indah. Gunung Batur, dan danaunya. Kintamani sebenarnya adalah nama kecamatan. Di sepanjang jalan itu, banyak sekali tanaman jeruk. Begitu pula orang-orang jualan jeruk. Jeruk kintamani lumayan terkenal juga.
Tampak juga di kejauhan sebuah bukit dengan banyak pasirnya. Mengingatkan aku pada foto Tibet si Agustinus. Padang pasir...gunung. Indah sekali. Kita foto-foto saja awalnya di pinggir jalan dengan view danau dan gunung. Tapi, kita tidak puas saja. Waktu kita mutar mobil, mau kembali ke track yang disarankan oleh tukang parkir, tapi kita cari sendiri jalan lainnya ke Dana Batur. Ah, dasar sok tahu, hehehe. Tapi sungguh, di jalan itu ada penunjuk ke Danau Batur dan Pura Mentrik.
Kita ambillah jalan itu. Saudara tahu apa yang kami lewati. Jalan yang sangat sempit, tajam, dan curam. Tapi, kita sudah sulit untuk kembali. Sepanjang jalan kita hanya berpapasan dengan truk-truk pengangkut pasir. Hati kami tinggal separo. Nyali kami sudah habis barangkali.
Kami berdoa, dan percaya pada kemampaun Nadia saja.
Tapi sungguh, sebenarnya, jalan yang curam dan terjal itu indah sekali viewnya.
Begitu kita sampai di bawah, di sana memang ada lokasi truk-truk ambil pasir. Dan, menyebutkan kalau daerah tersebut merupakan kawasan hutan. Setelah kita bertanya, ternyata itu memang jalan menuju danau Batur. Hanya saja, jalannya sedang rusak berat dan tidak bisa dilewati. Satu-satunya cara, kita harus kembali naik, lewat jalan menakutkan yang baru saja kami lewati.
Duuuhhhh...takutttttt... semakin keras kami berdoa....
Akhirnya, dengan selamat kami sampai di atas. Di jalan raya yang benar, dan kemudian mengambil jalan yang benar ke Danau Batur. Jalannya tidak securam sebelumnya. Lebih ramai. Kita tertawa. Tapi, ketakutan kita telah memakan sebagian besar energi kita.
Di Danau Batur, kondisinya sangat tidak nyaman. Gara-gara pedangan acung. Yang jadi sasaran Nadia sama Any. Sempat ribut juga sama Nadia. Any terpaksa beli cincin. Sofie dan aku tidak jadi sasaran karena kita beraksi. Aku dengan kamera, dan Sofie dengan sok cueknya. Kita hanya setengah jam disana. Terus naik lagi ke Kintamani, dan menuju Ubud.
Di desa Tegallalang, kita berhenti. Sejenak menikmati hidangan dari Cafe Teras Padi. Dengan pemandanganan sawah bersusun atau subak. Hidangannya lumayan. Disinilah aku mulai merasakan masuk angin lagi. Dengan hebat. Mungkin karena belum sembuh 100 persen, sudah dipakai jalan, dan kena angin Danau Batur yang sangat keras...
Sebelum pulang, kita makan dulu di Warung Bu Mangku, Ubud. Makan nasi ayam lengkap. Ada ayam yang digoreng, direbus, dan dimasak bumbu merah. Ditambah juga dengan sambal bali yang pedas, teracancam kacang panjang yang diiris-iris, dan dikasih kacang China goreng. Sedap, dan mlekoh. Tapi setelah Any dan aku selesai makan, tercium bau tidak enak. Seperti bau kotoran. Apa itu mungkin bau kotoran babi???? Nadia sama Sofie langsung menaruh sendoknya....
Dari sini, kita menuju Monang Maning, buat mengantar Any ke rumah kakaknya. Berkali kesana, tetap saja lupa jalannya. Tersesat di gang-gang di Bali yang sempit... Duuhh.... Habis itu langsung pulang ke puri. Any di Monang Maning.
Malamnya Any, menghilangkan dompet kakak iparnya.
Day 3, 13 Juli 2009
Ulang tahun bapakku... Pagi-pagi telepon rumah. Eh, tertanya hari Senin. Lupa kalau cuti sehari.
Karena malam tidak makan, bangun tidur langsung terasa lapar. Karena bingung mau makan kemana, kita ke Mc. D (lagi..). How I hate this food. Tapi, mau bagaimana lagi. Tidak mungkin cari-cari makan gambling. Takut babi-lah. Baru kita sarapan, Mas ND sudah telepon. Kita disuruh ke Taman Lawang. Jemput Bos.. Karena Nadia butuh foto barang-barang di Bali Pasadena, kita kesana dulu. Ketika jemput itu, si bos bilang kalau istrinya ultah, dan mau bikin suprise party.
Habis Nadia foto-foto barang, kita bilang mau spa... Dan, kita dikirim spa hari itu Asoiiiii... di Nusa Dua. Katanya, di Intercontinental. Kita sudah sangat GR. Ternyata, kita dikirim spa di salon sebelah Intercontinental. Namanya Happy Salon *padahal malam sebelumnya Nadia browsing nyari tempat spa...*
Kita sempat ragu masuk tempat itu. Sepertinya, tempatnya kurang meyakinkan. Tapi, bos menyakinkan kalau salon itu enak banget pijatannya. Kita masuk ruangan yang untuk massage. Kayak di panti pijat begitu. Satu ruangan dengan tiga dipan. Kita dibaringkan satu persatu. Mulai ditelanjangi. Sumpah kita masih ragu tentang spa ini. Karena merasa kurang representatif. Tapi, ketika mereka mulai memijit, enak sekali pijetannya. Dan, mereka ramah-ramah. Kita ketawa-tawa. Nah, meskipun spa itu sederhana sekali, kita puas sekali. Dapat harga murah lagi, Rp. 70 ribu!
Setelah spa, kita terus disandera sama Bos. Intinya kita baru boleh keluar rumah, habis ultah. Untungnya, ultah tepat waktu. Jam 5 sore. Acara makan-makan saja dan pembacaan puisi dari Mamas.
Sayangnya, Any masuk angin. Dia tidak bisa full sama kita. Setelah keliling Kuta, dia minta antar pulang. selanjutnya kita sudah malas balik lagi kesana. Jadinya, hanya ke KFC. Minum coklat panas.....
Day 4, 14 Juli 2009
Flight jam 7 waktu Bali. Brrrr.... Bali dingin. Tidak mandi... Hanya cuci muka saja. Akhirnya landed di Surabaya dengan selamat jam 7 pagi. Pikiran jadi segar. And ready back to work...
Tuesday, 14 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.
Post a Comment