Tuesday, 18 August 2009

Spontaneus Jakarta-3

Pagi-pagi harus meninggalkan rumah Donny. 17 Agustus. Semua orang harus upacara. Donny juga harus upacara karena dia bekerja di bawah Astra Group yang para bos terkenal sangat nasionalis. Karena mbarengin Danur yang upacara jam 7 pagi, kita berangkat dari rumah jam 6 pagi.

Sementara itu, Nisha dan aku akan bertemu di ITC Cempaka Mas. Untuk selanjutnya kita ke rumah dia di Sumurbatu. Nisha baru tinggal di tempat ini selama satu bulan. Dia pindah dari kos lamanya di tempat Mimi di Cikini. Dia tinggal berdampaingan dengan nenek dan budhe-nya. Rumahnya merupakan tempat dengan tiga kamar. Barang-barang masih belum dibereskan. Masih bertebaran di lantai. Oh, sudah lama sekali aku tidak ketemu dengan Nisha. Lebih dari satu tahun. Sepertinya, ketika aku training terakhir untuk BEE Project di Treva itu. Kita ngobrol sampai malam di TIM, tepatnya di warung Mas Min.

Seharian yang dilakukan di Sumurbatu adalah menoton Broken English, craving brownies, minum teh dan bicara hal-hal tidak penting. Nah, Broken English adalah film yang menarik. Dibintangi oleh Posey Parker. Bercerita tentang seorang perempuan bernama Nora. Dalam usianya yang sudah 30 lebih. Nora selalu berhadapan dengan lingkungan kalau orang-orang telah menikah ataupun sudah berpasangan. Sementara dia selalu bertemu dengan orang-orang yang salah. Dia juga terjebak dengan pekerjaan yang sama selama 6 tahun di sebuah hotel. Pekerjaan dia dirasa sangat membosankan.

Sampai pada suatu ketika dia bertemu dengan pria Perancis bernama Julien. Pria ini banyak membukakan banyak hal dalam kehidupan Nora yang memang sangat membosankan. Bahkan, Nora, tidak pernah menikmati hidupnya. Sampai kemudian Julien harus kembali ke Perancis. Nora ditinggalkan lagi oleh satu orang lelaki. Julien mengajak Nora untuk ikut bersamanya ke Perancis. Hanya karena alasan pekerjaan, Nora menolak ajakan Julien. Dia kemudian hanya meninggalkan alamanya kepada Nora.

Perginya Julien membuat hidup Nora semakin kosong. Namun, tiba-tiba dia merasakan kalau hidupnya selama ini ya itu-itu saja... Sampai akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, dan pergi dengan temannya Audrey ke Perancis.

Nahas bagi dia, dia kehilangan alamat Julien ketika dia di Perancis. Hidupnya tambah tidak tentu. Akan tetapi, ketika Audrey mengajak dia pulang, Nora memutuskan untuk tetap tinggal di Paris meskipun dia tidak tahu, akan melakukan apa di kota ini.

Perginya Audrey, membuat Nora menikmati setiap detik hidupnya. Dia pergi ke galeri. Dia berteman dengan orang baru, minum bersama di cafe atau di bar. Bahkan saling bercerita tentang banyak hal. Dia menemukan begitu banyaknya orang di Paris yang tidak membosankan dan baik hati. Tidak ada yang menipu dan membohonginya. Bahkan, dengan seorang lelaki setengah baya yang dia temui di sebuah bar yang mentraktir dia minum. Sampai tiba waktunya bagi Nora untuk pergi meninggalkan Paris.

Ketika berada di kereta untuk ke bandara, dia bertemu dengan Julien. Mereka sepakat untuk keluar dari kereta dan pergi ke sebuah cafe, for one more drink. dan, Nora tahu kalau dia telah ketinggalan pesawat.

*********

Film ini banyak menghadirkan visual yang gloomy karena memang para tokoh disana juga menjalani kehidupan yang gloomy. Orang-orang berperilaku dengan sangat datar. Tidak ada adegan yang dramatis. Semua seperti sebuah kebetulan saja. Seperti saat Julien dan Nora pada akhirnya bertemu di dalam kereta. Waktu itu, Nora hanya duduk di kursi penumpang. Julien tiba-tiba masuk, dan duduk di tempat yang lain. Nora melihatnya, dan mendatangi Julien. Ketika Nora mendekatinya, Julien hanya santai saja. Dan bertanya, apa yang sedang Nora lakukan di Paris, dan kenapa dia tidak menghubunginya. Film ini jauh dari kesan dramatis Hollywood. Dan, meskipun film ini salah satunya ber setting New York, tapi tidak kelihatan kalau tempat itu ada di New York. Dari keseluruhan adegan shoot di NY, hanya nampak jelas Yellow taxi sekali, dan patung Liberty sekali.

*********
Setelah seharian bermalas-malasan nonton DVD, aku sampai lupa mengabari Arie selama aku di Jakarta. Akhirnya, jam 2 kita cabut ke bandara. Kita membunuh waktu di Solaria Bandara. Eh, ternyata flight ku telat lagi, 50 menit. Disini, kita banyak bicara mengenai piliha hidup dan passion. Dan, Nisha adalah orang yang sangat mengenalku dengan baik. Mengetahui passion ku dengan baik, dan dia setuju tentang langkah ke depan yang akan aku ambil. It's time to go home. I had a very awesome weekend in Jakarta. Everyone was happy. Finally, landed safely in Surabaya after few turbulences.

No comments: