Jalan sendiri atau diuruskan, liburan memang selalu indah. Karena, kemarin Minggu, dan aku malas keluar. Menjelang buka puasa, aku iseng-iseng buka-buka buku jaman dulu. Uppsss... coba tebak apa yang aku temukan? Oh, itinerary waktu traveling ke Thailand. Ya jadwal-jadwal kereta, bus, nomor telepon hostel, jalur bus, etc...etc. Tidak ketinggalan juga, tiket Air Asia! Oh, jadi teringat masa-masa itu.
Hal yang kita ingat adalah, kita bertiga terdampar ke Suvarnabhumi Airport seperti terlempar ke masa yang lain. Dari sumpeknya Soekarno-Hatta sampai ke modern Suvarnabhumi ini. *Kemudian baru tahu, kalau teryata, ada bandara yang lebih keren lagi, Incheon di Seoul, Korea Selatan*
Kembali ke masalah itinerary itu, aku jadi teringat Bebe yang menggotong-gotong koper warna merahnya, aku yang terseok-seok dengan tas fitness (I have problem with my back, so I decided to use travel bag instead), dan Emmy dengan tas ransel besarnya dan travel bag-nya. Menaiki jembatan penyeberangan di depan Pratunam Centre. Diantara gajah-gajah. Whuppp...whuppp... Ingin tertawa sendiri rasanya.
Terus juga nemu tiket masuk Grand Palais. Heran kenapa, yang teringat di benakku, justru cowok dan cewek yang dengan tegangnya bertengkar dengan Bahasa China. Whussss... di tengah udara bulan Agustus Thailand yang dahsyat panasnya.
Terus nemu tiket terusan ferry di Chao Praya. Tiket yang membawa kita seharian tidak keluar dari sungai. Kesana kemari ikut rute yang enak. Sampai akhirnya, kita terbawa hampir ke arah luar kota. Untung, di Thelwes kita tersadar. Karena Thelwes sebenarnya juga sudah tidak masuk dalam tourist map. Kalau kita tidak tersadar disana, kemungkinan besar kita akan terbawa ke arah luar kota. Karena ternyata sungai Chao juga menghubungkan Bangkok dengan wilayah-wilayah di sekitarnya.
Ah ya, aku juga nemu beberapa bon makan..... Ah, betapa indahnya masa-masa itu. Liburan memang selalu menyenangkan. Setidak enak-enaknya liburan, masih tidak enak tidak ada waktu untuk liburan.
Hal yang kita ingat adalah, kita bertiga terdampar ke Suvarnabhumi Airport seperti terlempar ke masa yang lain. Dari sumpeknya Soekarno-Hatta sampai ke modern Suvarnabhumi ini. *Kemudian baru tahu, kalau teryata, ada bandara yang lebih keren lagi, Incheon di Seoul, Korea Selatan*
Kembali ke masalah itinerary itu, aku jadi teringat Bebe yang menggotong-gotong koper warna merahnya, aku yang terseok-seok dengan tas fitness (I have problem with my back, so I decided to use travel bag instead), dan Emmy dengan tas ransel besarnya dan travel bag-nya. Menaiki jembatan penyeberangan di depan Pratunam Centre. Diantara gajah-gajah. Whuppp...whuppp... Ingin tertawa sendiri rasanya.
Terus juga nemu tiket masuk Grand Palais. Heran kenapa, yang teringat di benakku, justru cowok dan cewek yang dengan tegangnya bertengkar dengan Bahasa China. Whussss... di tengah udara bulan Agustus Thailand yang dahsyat panasnya.
Terus nemu tiket terusan ferry di Chao Praya. Tiket yang membawa kita seharian tidak keluar dari sungai. Kesana kemari ikut rute yang enak. Sampai akhirnya, kita terbawa hampir ke arah luar kota. Untung, di Thelwes kita tersadar. Karena Thelwes sebenarnya juga sudah tidak masuk dalam tourist map. Kalau kita tidak tersadar disana, kemungkinan besar kita akan terbawa ke arah luar kota. Karena ternyata sungai Chao juga menghubungkan Bangkok dengan wilayah-wilayah di sekitarnya.
Ah ya, aku juga nemu beberapa bon makan..... Ah, betapa indahnya masa-masa itu. Liburan memang selalu menyenangkan. Setidak enak-enaknya liburan, masih tidak enak tidak ada waktu untuk liburan.
No comments:
Post a Comment